Bogor, 7 Mei 2018
Puanmu
—
/wak.tu/
yang kamu punya.
i.
“sayang, kapan ketemu?”
“minggu ini aku nggak bisa, ada tes di univ. yang aku kejar.”
ii.
“sayang, besok kita jadi ketemu?”
“gimana, ya? Lusa aku berangkat ke Bengkulu. Kamu ngerti, kan?”
iii.
“sayang, aku pengen ketemu.”
“aku juga. tapi untuk saat ini, kayaknya nggak bisa. masih banyak yang harus aku kerjain.”
iv.
“kita masih bisa ketemu?”
“maaf, tapi dia udah nunggu.”
Sampai-sampai aku lupa; bukan lagi aku yang bertempat di dalam dadamu.
Kukembalikan gagang telepon tersebut ke tempatnya. Kututup rapat-rapat.
Pun dengan telingaku, yang ikut kututup rapat-rapat dari kabar baru tentangmu— bersama kekasih barumu itu.
—
Tertanda,
Puan.

No comments:
Post a Comment