Monday, May 18, 2020

Luka



Perempuan itu terduduk tenang sambil memandang seorang pria dari kejauhan yang tengah bersenandung riang, tertawa puas bersama kawan-kawannya.

Energi baik yang dikeluarkan oleh pria yang berada di ujung sana membuat perempuan itu ikut tersenyum. Dadanya tidak lagi berkecamuk.

“Hari ini aku mau ketemu, ya. Bisa gak?”

Perempuan itu memeluk ponselnya setelah pesan itu terkirim. Berharap-harap cemas akan balasan dari orang yang paling ia tunggu setiap harinya.

Sang pria menatap datar ponselnya. Jari-jarinya bergerak cepat. Setelahnya, dia kembali memasukkan benda pipih itu ke dalam saku. Kembali bercengkrama riang dengan teman-temannya.

“Kepala aku sakit. Kayaknya nggak enak badan deh. Nggak bisa ketemu dulu, ya?”,

Perempuan itu tersenyum kecil membaca pesan yang telah sampai. Perasaannya berantakan. Dia harus menunggu lagi. Harus sabar lebih banyak lagi. Kemudian, dia beranjak dari tempatnya singgah. Melangkahkan kaki meski rasanya sakit-sakit.

“Oke. Lekas sembuh, ya.”.

Lekas sembuh untuk hatinya.


—puan, Mei 2020.


No comments:

Post a Comment