Thursday, November 24, 2016

Rindu.

Bogor, 24 November 2016
Puanmu.


Kamu, apa kamu mengerti definisi rindu? Rindu adalah pelengkap kata jatuh cinta itu sendiri.

Ya, jatuh cinta adalah kesempurnaan dari kata-kata itu.
Dan sekarang, aku rindu--rindu kamu.

Aku merindukanmu, setelah jatuh cinta pada hari pertama itu.

Lalu apakah kamu tau seberapa banyak aku merindumu? atau memang kau tidak ingin mengetahui tentang itu? atau memang kau sama sekali tidak perduli dengan kata rindu yang telah menjelma menjadi pilu?

Ah sudahlah, 
Yang jelas aku rindu.
Dan kamu harus tau itu, selalu.

Aku tidak mengerti, mengapa rindu ini semakin menjadi-jadi. 
Padahal di setiap harinya kita bertemu, bukan? Entahlah.

Kamu tau apa yang sedang berlari-lari dalam benakku? Ya, benar.
Jawaban nya adalah kamu, kamu. 
Entahlah apa penyebab nya, yang jelas ini rindu.

Matamu, senyummu tak ada henti-hentinya berlari-lari disetiap waktuku.
Sungguh, aku benar-benar tidak meminta bayang-bayangmu selalu ada di dalam fikiranku.
Tetapi entah mengapa, bayang-bayangmu selalu menghantui fikiranku.
Seakan-akan rindu ini memujamu—memujamu yang bukan milikku.

Seharusnya aku sadar, akan posisiku di hidupmu, dihatimu.
Seharusnya aku tidak terlalu banyak berharap akan hadirmu yang membuat rindu ini menggebu-gebu.

Maafkan, atas kesalahanku yang terlalu mengharapkanmu, yang sudah jatuh hati lalu merindukan sosokmu.

Bila memang kamu tidak menginginkan rindu ini memanggik namamu, ku-usahakan untuk pergi menjauh.
Memupuk dalam-dalam rasa rindu yang telalu jauh.

Rindu ini milikmu.
Rindu ini memujamu.
Terlalu malu untuk mengaku.
Terlalu takut untuk pilu.
Sebab dirimu yang kupuja bukan milikku.

Tertanda,
Puan.